Dalam
bahasa mana pun wajar bahwa sebuah kata memiliki lebih dari satu makna. Inilah
embrio lahirnya polisemi. Maka, timbullah ketaksaan atau ambiguitas. Polisme
menunjukan bahwa satu kata memiliki lebih dari satu makna jajasudarma.
Pengertian polisemi ini bertumpang-tindih
dengan homonimi yaitu gejalah kesamaan tulisan dan lafal dua kata yang
berbeda (2009:64). Sedangkan menurut Faiza (2008:73) polisemi berkaitan
dengan kata atau frasa yang memiliki
beberapa makna yang berubungan. Hubungan ini disebut polisemi. Suatu kata atau suatu ujaran
disebut polisemi jika satu kata memiliki lebih dari satu makna. Sedangkan
Homonimi yaitu relsi makna antara yang ditulis sama dengan yang dilafalkan,
tetapi maknanya berbeda. Kata yang ditulis sama disebut dengan hogerafi, sedangkan kata yang dilafalkan sama
tetapi beerbeda makna disebut homofon.
Contoh :
KATA
|
Kata 1
|
Kata 2
|
· Homografi
· Homofom
|
bisa (dapat)
apel
(kegiatan rutin)
tahu (paham)
“masa”
(waktu)
|
bisa
(racun)
apel
(nama buwah)
tahu (makanan)
“massa” (jumlah besar yang menjadi satu kesatuan)
|
Sebuah
kata dikatakan polisemi jika kata itu mempunyai lebih dari satu makna. Pendapat
Ninda dalam Jajasudarma (2009:66) yang
dikembangkanya dalam rangka idenfikasi morfem homofon dapat membntu memisahkan
homopon dengan olisemi: “Makna-makna yang saling berhubugan dari bentuk ang
sama dapata dianggap satu morfem dengan makna banyak, jika perbedaan maknaya
sejajar dengan perbedaan disribusi”.
Penyebab terjadinya
polisemi dapat terjadi karena:
1.
Kecepatan melafalkan kata.
2.
Fakto gramatikal.
3.
Faktor lesikal yang dapat bersumber
dari:
a. Sebuah
kata yang mengalami perubahan penggunaan sehingga meng hasilkan makna baru.
b. Sebuah
kata yang digunakan padaa lingkungan yang berbeda.
c. Karena
manausia pandai berandai-andai, atau akibat adanya metafora.
4.
Pengaru bahasa asiing.
Perbedaan
polisemi dengan homonimi :
NO
|
POLISEMI
|
HOMONIM
|
1
|
Berasal dari satu kata
|
Berupa dua kata atau lebih
|
2
|
Ada hubungan makna
|
Tidak ada hubungan makna
|
3
|
Digunakan secara konotatif kecuali kata induknya
|
Digunakan secara denotatif
|
Keterangan:
Jika polisemi Konotatif= makna kiasan/makna tambahan
Jika homonimi Denotatif=makna sebenarnya/makna asal
Contoh Polisemi: Sambil memegang mulutnya yang berdarah, ia berdiri di mulut pintu.
Penggunaan kata 'mulut' masih memiliki hubungan makna: sama-sama tempat keluar masuk.
Contoh Homonim:
Jika homonimi Denotatif=makna sebenarnya/makna asal
Contoh Polisemi: Sambil memegang mulutnya yang berdarah, ia berdiri di mulut pintu.
Penggunaan kata 'mulut' masih memiliki hubungan makna: sama-sama tempat keluar masuk.
Contoh Homonim:
Walau terkena bisa ular, ia masih bisa
bernafas.
Penggunaan kata 'bisa' memiliki perbedaan makna: 1) racun, 2) dapat.
Penggunaan kata 'bisa' memiliki perbedaan makna: 1) racun, 2) dapat.
Untuk mengirim surat kita membutukan amplop. (tempat
bungkus surat)
Untuk dapat menjadi pns dia memberi amplop kepada
para pejabat. (uang pelicin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar