Selasa, 12 Maret 2013

Polisemi, homonimi dan perbedaanya


Dalam bahasa mana pun wajar bahwa sebuah kata memiliki lebih dari satu makna. Inilah embrio lahirnya polisemi. Maka, timbullah ketaksaan atau ambiguitas. Polisme menunjukan bahwa satu kata memiliki lebih dari satu makna jajasudarma. Pengertian polisemi ini bertumpang-tindih  dengan homonimi yaitu gejalah kesamaan tulisan dan lafal dua kata yang berbeda (2009:64). Sedangkan menurut Faiza (2008:73) polisemi berkaitan dengan  kata atau frasa yang memiliki beberapa makna  yang berubungan.  Hubungan ini disebut  polisemi. Suatu kata atau suatu ujaran disebut polisemi jika satu kata memiliki lebih dari satu makna. Sedangkan Homonimi yaitu relsi makna antara yang ditulis sama dengan yang dilafalkan, tetapi maknanya berbeda. Kata yang ditulis sama disebut dengan  hogerafi, sedangkan kata yang dilafalkan sama tetapi beerbeda makna disebut homofon.
Contoh :
KATA
Kata 1
Kata 2
·       Homografi         



·      Homofom
bisa  (dapat)
apel (kegiatan rutin)
tahu  (paham)

“masa” (waktu)
bisa (racun)
apel (nama buwah)
tahu  (makanan)

“massa”  (jumlah besar yang menjadi satu kesatuan)

Sebuah kata dikatakan polisemi jika kata itu mempunyai lebih dari satu makna. Pendapat Ninda  dalam Jajasudarma (2009:66) yang dikembangkanya dalam rangka idenfikasi morfem homofon dapat membntu memisahkan homopon dengan olisemi: “Makna-makna yang saling berhubugan dari bentuk ang sama dapata dianggap satu morfem dengan makna banyak, jika perbedaan maknaya sejajar dengan perbedaan disribusi”.
Penyebab terjadinya polisemi dapat terjadi karena:
1.      Kecepatan melafalkan kata.
2.      Fakto gramatikal.
3.      Faktor lesikal yang dapat bersumber dari:
a.       Sebuah kata yang mengalami perubahan penggunaan sehingga meng hasilkan makna baru.
b.      Sebuah kata yang digunakan padaa lingkungan yang berbeda.
c.       Karena manausia pandai berandai-andai, atau akibat adanya metafora.

4.      Pengaru bahasa asiing.


Perbedaan polisemi dengan homonimi :
NO
POLISEMI
HOMONIM
1
Berasal dari satu kata
Berupa dua kata atau lebih
2
Ada hubungan makna
Tidak ada hubungan makna
3
Digunakan secara konotatif kecuali kata induknya
Digunakan secara denotatif

Keterangan:
Jika polisemi Konotatif= makna kiasan/makna tambahan
 Jika homonimi Denotatif=makna sebenarnya/makna asal

Contoh Polisemi: Sambil memegang mulutnya yang berdarah, ia berdiri di mulut pintu.
Penggunaan kata 'mulut' masih memiliki hubungan makna: sama-sama tempat keluar masuk.

Contoh Homonim:
Walau terkena bisa ular, ia masih bisa bernafas.
Penggunaan kata 'bisa' memiliki perbedaan makna: 1) racun, 2) dapat.
Untuk mengirim surat kita membutukan amplop. (tempat bungkus surat)
Untuk dapat menjadi pns dia memberi amplop kepada para pejabat. (uang pelicin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar